Tahap awal yang dilakukan untuk semua penyakit, tidak terkecuali kerusakan hati, adalah perawatan medis. Hati sebenarnya memiliki kemampuan yang luar biasa untuk regenerasi, tetapi jika terjadi kerusakan besar maka hati tidak lagi dapat berfungsi.
Jika pengobatan atau terapi tidak berhasil membuat hati berfungsi kembali, maka transplantasi hati menjadi pilihan satu-satunya. Transplantasi hati merupakan prosedur pembedahan di mana hati yang sakit atau rusak diangkat dan diganti dengan hati yang baru, dari pendonor yang sudah meninggal, atau bagian dari hati yang sehat dari donor hidup.
"Transplantasi hati merupakan treatment yang sangat penting bagi pasien dengan kerusakan hati. Salah satu penyebab kerusakan tersebut adalah racun dari alkohol. Orang tidak akan bisa hidup kalau hatinya sudah rusak, makanya harus ditranspaltasi," kata Dr Tan Kai Chah, dalam acara "Berbicara 'Hati' dengan Dr Tan Kai Chah & Dr Vincent Lai dari Asian American Liver Centre", di Grand Cafe, Hotel Grand Hyatt, Jl Jalan MH Thamrin Kav 28-30.
Sekitar 80-90 persen orang bertahan hidup karena transplantasi hati. Tingkat kelangsungan hidup meningkat selama bertahun-tahun karena kemajuan obat yang mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang hati yang ditransplantasikan.
"Kalau di Indonesia masalahnya ada dua, karena organnya yang kurang, atau misalkan karena pendonornya tidak sehat, atau pernah mengalami kecelakaan yang berdampak pada hatinya, dan juga di sini masih tabu, bertentangan dengan budaya dan juga keyakinan," kata ahli cangkok hati, Asian American Liver Center tersebut.
Sangat penting bagi calon transplantasi hati, keluarga, dan donor, untuk memahami seluruh proses transplantasi hati, mulai dari proses hingga potensi risiko untuk perawatan lanjutan.
Itulah tadi penjelasan mengenai Transplantasi Hati Solusi Kanker dan Kerusakan Hati . Semoga dapat bermanfaat dan mengingatkan kita kembali untuk menjaga sebaik-baiknya kesehatan dan pola hidup sehat kita sehari-hari.
